Contact Form Puskopsyahbmtjateng.com

Contact Form Lengkapi kolomnya! Tanda silang (*) wajib diisi

BMT*

Nama Pribadi

Email / No.Tlp

Subject*

Pesan*

Ilmu Tambahan dari hasil terjemahan (tanpa diedit):

Possibilities for Shariah-Compliant Derivatives

Definisi
Pasar derivatif keuangan-produk dengan karakteristik dan harga berdasarkan instrumen-telah berkembang pesat selama beberapa dekade terakhir yang mendasarinya. Derivatif dapat didasarkan pada instrumen keuangan seperti obligasi, saham, dan mata uang serta komoditas dan investasi alternatif seperti infrastruktur. Derivatif memungkinkan transfer risiko antara pihak, baik dalam bentuk berjangka, melalui pertukaran keuangan diakui atau, biasanya dalam kasus swap, secara over-the-counter antara investor.

Digunakan dengan benar, derivatif seperti futures dan options dapat digunakan untuk lindung nilai risiko: misalnya, derivatif komoditas lunak dapat digunakan untuk berbagai tujuan bermanfaat, seperti melindungi produsen dari penurunan harga yang merugikan, atau memungkinkan prosesor makanan untuk berinvestasi dalam jangka panjang infrastruktur jangka dalam pengetahuan bahwa mereka memiliki beberapa perlindungan terhadap pergerakan harga tidak menentu. Mengingat bahwa syariah menetapkan kebutuhan untuk kepentingan masyarakat luas dalam transaksi keuangan, instrumen yang kompatibel yang membantu untuk mengurangi ketidakpastian dan risiko telah sesuai dengan prinsip Islam maslahah (kepentingan publik). Namun, beberapa ulama Islam mengambil pandangan bahwa sebagai salah satu pihak berusaha untuk menurunkan risiko menggunakan derivatif, counterparty adalah asumsi risiko dengan imbalan pahala yang potensial. Oleh karena itu, mengingat bahwa syariah melarang spekulasi, kompatibilitas dan penggunaan derivatif tetap menjadi subjek diperebutkan. Panggilan margin pada berjangka dapat menjadi sumber lebih lanjut dari kontroversi selama beberapa ulama, mengingat bahwa partai berlambang sebuah pergerakan harga yang merugikan harus mengajukan uang dengan rumah kliring tanpa transfer yang sesuai dari aset yang mendasari.

Namun, penyedia jasa keuangan Islam dapat mencoba untuk mengatasi banyak isu-isu bermasalah seputar derivatif konvensional melalui penggunaan transaksi syariah yang kompatibel dalam derivatif Islam tertentu. Misalnya, swap Islam dapat dibangun dari tipe tertentu kontrak murabahah diperdagangkan antara dua pihak, menentukan transfer aktual underlying asset, dengan harga jual dibayar tanggal tertentu (untuk menyertakan premi terkait dengan jangka waktu pembayaran). Beberapa penyedia keuangan juga menawarkan arboun, semacam kontrak opsi biasanya ditawarkan dalam hubungannya dengan murabahah. Di bawah kedua, provider membeli aset untuk klien dengan perjanjian untuk menjual dengan harga tertentu di masa mendatang. Dalam kontrak arboun, sebagai imbalan untuk deposit dikembalikan, investor memiliki pilihan (tetapi tidak berkewajiban) untuk membeli aset dengan harga yang ditentukan sampai kapanpun kontrak jatuh tempo.

Keuntungan
Beberapa sarjana percaya bahwa syariah Islam derivatif dapat memainkan tujuan syariah-compliant menguntungkan dengan menawarkan pengguna, seperti petani, perlindungan dari pergerakan harga yang merugikan.

Derivatif dapat digunakan untuk mengimbangi risiko bagi produsen, dan karena itu mereka dapat digunakan sebagai alat untuk mendukung rencana investasi jangka panjang yang dapat bermanfaat bagi masyarakat.

Struktur transaksi syariah dapat digunakan untuk membuat turunan sintetis yang memenangkan penerimaan luas atas kompatibilitasnya dengan prinsip-prinsip Islam selain derivatif konvensional.

Kekurangan
Derivatif seperti futures dan options secara luas digunakan untuk tujuan spekulatif-kegiatan yang dapat menyamakan perjudian, dan karena itu berjalan bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam.

Kebanyakan sarjana syariah mempertahankan bahwa, dengan sifatnya, turunan-baik konvensional maupun syariah-diberi harga sesuai dengan aset yang tidak dalam kepemilikan penjual, yang melanggar prinsip hadits. Kebanyakan sarjana karena itu percaya bahwa umat Islam tidak seharusnya melakukan trading di derivatif.

Spesialis derivatif sintetis Islam dapat menderita kekurangan likuiditas yang parah, karena mereka tidak menarik bagi investor konvensional.

The ketidakpatuhan derivatif konvensional dengan syariah berarti bahwa beberapa lembaga Islam kurang mampu menerapkan strategi lindung nilai untuk melindungi kepentingan mereka selama krisis industri perbankan global setelah runtuhnya Lehman Brothers pada akhir 2008.

Checklist
Pengguna berjangka dan opsi mencari syariah kepatuhan harus menunjukkan bahwa transaksi mereka merupakan aktivitas lindung nilai yang benar untuk melindungi terhadap pergerakan harga yang merugikan aset mereka sudah sendiri.

Penggunaan derivatif lebih mungkin untuk mendapatkan persetujuan ulama Islam di mana perubahan nilai aset dapat membawa beberapa jenis manfaat bagi kedua belah pihak, bukan dari satu pihak memperoleh sementara counterparty kehilangan (yang disebut "zero-sum" Situasi ).

Struktur derivatif harus sesederhana mungkin dan setransparan mungkin untuk membantu meningkatkan prospek penerimaan.